Tuesday, December 21, 2010

HAPPY MOTHERS DAY*

Aku sangat merindukanmu, Ibu

Enam tahun sudah engkau pulang menghadap kepadaNya. Terlalu dini mungkin bagi kami, aku, adik & Bapak. Namun, itulah kehendak Yang Maha Kuasa. Mungkin itu yang terbaik untukmu Bu.
Bapak sekarang sudah menemukan penggantimu. Tapi sayang, sosoknya tidak akan pernah menggantikan kasih sayangmu kepada kami. Entah ujian apa lagi yang Allah SWT berikan di keluargaku. Tapi sosok ibu tiriku sangat jauh dari yang kami harapkan. Mungkin dia cuma mencintai Bapak. Dan mungkin juga hanya ingin menjadi istri Bapak saja. Bukan menjadi Ibu dari aku & adik.

Aku ingin mengenang kembali semua memori tentangmu Bu. Aku ingat sekali hari itu, hari raya Idul Fitri tepat 6 tahun yang lalu. Kita semua berbahagia, merayakan hari kemenangan umat muslim di seluruh dunia. Senyum dan tawa selalu menghiasi keluarga kita yang penuh dengan rahmatNya.

Sepulang dari sholat Ied di masjid, Bapak & Ibu sungkem kepada Nenek. Lalu aku dan adik bergantian sungkem & meminta maaf kepada Bapak dan Ibu. Suasananya begitu haru. Namun, kita semua menangis bahagia, tears of joy. Udara saat itu begitu panas. Setelah sungkem, aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Aku ingat sekali saat itu Ibuku terlalu bersemangat untuk mengajak kami sekeluarga berfoto bersama. Padahal di tahun-tahun sebelumnya tidak pernah seantusias itu.

Lalu kami sekeluarga mulai bergantian berfoto bersama. Betapa bodohnya aku, aku malah tidak ikut foto bersama karena aku akan ikut bersilaturahmi bersama anak-anak remaja masjid. Saat itu aku tidak merasa bahwa foto lebaran itu menjadi KENANGAN TERAKHIR dari Ibuku. Aku sibuk berdandan, ganti baju dan berkoordinasi bersama teman-teman remaja masjid. Bahkan kamera analog itu sempat aku minta untuk berfoto bersama teman se-gank'ku.


Ibuku meninggal di hari kesepuluh di bulan Syawal, karena bulan syawal bulan yang baik aku selalu percaya ibu meninggal khusnul khotimah. InsyaAllah, Amin. Itu penyesalanku yang pertama, karena 6 tahun yang lalu belum banyak bermunculan kamera digital seperti sekarang, aku melewatkan kesempatan terakhir berfoto bersama Ibuku, padahal Ibu berulangkali mengajakku berfoto. Tapi aku terlalu sibuk dengan peer groupku waktu itu. I always feel guilty for it.

Ibuku seorang sederhana, tidak pernah berdandan cantik, karena ibu adalah seorang Ibu rumah tangga biasa & juga seorang pengusaha rumahan. Ibuku pintar sekali memasak. Senyumnya manis diantara barisan gigi rapinya, rambutnya tipis dan keriting. Ibuku supel dan ramah kepada siapa saja, temannya banyak dari berbagai kalangan. Ibu seringkali bersikap konyol jika aku terlalu boros dalam membelanjakan uang sakuku. Karena aku seringkali membeli barang yang mahal, ibu sering memarahi aku. Aku selalu berlindung dibawah ketiak Nenek.

Saat ini, aku ingin berlari kencang ke arahmu Bu...
Mendekapmu, memelukmu, menciummu...
Aku ingin tertawa bersama, mendengarkan nasehat-nasehatmu...
Aku sekarang selalu sendirian, Bapak bekerja bermil-mil jauhnya di pulau Borneo...
Bapak juga lebih sering sibuk bersama istri barunya...


Semoga Allah akan selalu mendengar doa-doaku. Mengijabah seluruh doa tulusku untukmu Bu. Agar engkau selalu damai dan tenang di sisiNya. Diampuni dosa-dosanya dan dijauhkan dari siksa kubur. Semoga aku, adik, dan Ibu bisa menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah yang bisa bersatu kembali di akhirat nanti.
Aku akan selalu berjuang, menjadi anak yang bisa kau banggakan.
Agar engkau selalu bahagia & tersenyum di sisi Allah SWT.

SELAMAT HARI IBU, IBUKU SAYANG. AKU MENCINTAIMU.

No comments:

Post a Comment